Friday, April 21, 2006

jd comblang???

ternyata ga seperti yang aku kira.....
selama ini aku biasa-biasa wae....
terakhir kali jd comblang kira2 sebulan yang lalu...
mungkin aku belum tau seberapa besar dan seberapa aku harus menjelaskan tentang orang yang aku comblangin ke calonnya...
kenapa aku bersedia jd comblang karena aku merasa antara kedua belah pihak memang sudah pantas dan siap untuk menuju kemahligai pernikahan.
cuman kadang aku yang ga habis pikir, setelah gini gitu aku susah payah comblangin. Eh, di tengah jalan ada yang grundel ato dia berubah pikiran ga jd serius dengan yang dituju. Padahal sebelumnya, dia sudah yakin dan bener2 udah meniatkan untuk nikah. Wah, aku waktu itu mesti sebel dan kesel. coba bayangkan, sudah pertamanya bersedia.eh tiba2 berubah pikiran. blom siap ato apalah. Loh emang sebelumnya siap masalah yang mana?????
aku malah kadang jadi males juga seh kalo jd comblang. Ternyata untuk jd comblangpun tak segampang yang aku kira. baru aja aku ketemu temen aku, dia minjemin buku aku. Wah, kalo liat covernya tok itu dah pengen liat masalahnya di situ tertulis juga " Mencarikan jodoh itu tanggung jawab siapa???..." dan " mencarikan jodoh itu ga mudah, jangan asal......"
wah....dalam pikiranku memang langsung terpikir. ini mesti ada hubungannya dengan comblang atau perantara. memang seh udah aku katakan tadi aku memang ga begitu ngerti sebenarnya tentang apa-apa kriteria atau apa-apa yang harus dimiliki oleh comblang. sedangkan kalo aku udah dipercayai ya, aku akan berusaha sebisa aku. memang aku akui ketika jd comblang itu ga hanya bertanggungjawab mempertemukan antara si A dan si B. dan bahkan banyak hal yang ga aku tau.
dari buku itu ternyata ada beberapa hal kriteria comblang. ini seingatku aja karena td cuman dikasih waktu baca 1/4 jam dan blom selesai.kriteria pertama, comblang seharusnya paham visi dan misi dalam berkeluarga yang benar. Padahal buatku, aku sendiri belum 100% paham atau bisa dibilang cuman sedikit-sedikit tau tentang itu. Pengetahuanku tentang itu masih-masih sangat minim sekali mungkin. paling-paling pengetahuan itu aku dapetin dalam diskusi ato sekedar baca dari buku ato pengalaman orang lain saja. menurut idelaisme aku sendiri aku masih perlu belajar banyak. yaah, kayaknya satu syarat ini belum bisa aku penuhi.
kedua, comblang diharapkan sudah berkeluarga, wagh!!!!! ini jelas-jelas blom terpenuhi. sekalipun mungkin diharapkan menurutku memang sangat-sangat diharapkan. karena memang dalam pikiranku, comblang di saat waktunya nyombblangin. mesti dia mengeluarkan idealisme berkeluarga, ngomongin ini ngomongin itu. gimana bisa dengan mantab bisa mengeluarkan maksud seseorang kepadanya kalo dia belum pernah merasakan, memahami dan mengerti kalo belom mengalami. YUP!! lagi-lagi satu kriteria ini belum terpenuhi.
ketiga, comblang diharapkan sudah menggenggam pengetahuan dan pemahaman akan kuci-kunci kebahagiaan rumah tangga. Wew!!! memang aku tau? yang aku tau pastilah juga baru sedikit yaitu dari orang-orang sekelilingku dari contoh-contoh rumah tangga yang bahagia dari buku ato lagi-lagi yang aku liat dan berada di sekitarku. aduh!!! ini juga belum terpenuhi.
keempat, dia bisa dijadikan contoh atau tolok ukur berkehidupan rumah tangga yang baik bagi calon pengantin. YUP!!! kenapa dia bisa sukses nyomblangin orang. ini salah satunya, dia mampu mencontohkan keluarganya sendiri. ketika yang dituju tau kalau keluarga kita bisa dijadikan tolok ukur sebuah bangunan rumah tangga, sebagai teladan keluarga yang sakinah, mawadah warahmah. InsyaAllah, kita lebih bisa memantapkan niatnya. sekali lagi, mana mungkin 100% kriteria ini aku penuhi, memang aku dah berkeluarga?? :D:D:D.Tapi ga ada salahnya kok kita nyomblangin di saat kita sendiri belum menikah karena ada trik-trik tersendiri kan untuk bisa meyakinkan???...
kelima, memahami adanya adab-adab islami yang perlu dipertimbangkan untuk melancarkan proses perjodohan. kalau kita sebagai muslim diharapkan tau dan memang diharuskan tau seperti apa adab-adab yang harus dimiliki comblang. Kata temen, tapi aku blom tau seh, katanya ada banyak hal yang membahas masalah ini di sebuah buku. yaa, kalau pengalamnku aku lakukan sepengetahuanku.
Tapi, kita juga enggak bisa langsung menolak kalau kita misal sudah dipercayai sebagai comblang. karena mungkin ,menurut aku sendiri kadang orang itu kenapa memilih temennya atau mempercayakan kita jadi comblang itu ada banyak hal pertimbangan dari dia. Menurutku, ga mesti semuanya mesti seperti itu. Mungkin ada beberapa solusi untuk menganti beberapa kriteria yang memang misal kita belum bisa menjangkaunya.
kalau kita harus paham visi misi, kita harusnya mencoba dari sekarang untuk tau gimana seh keluarga yang bahagia, apa seh sebenarnya tujuan berkeluarga, apakah hanya sekedar pemenhuan biologis??? enggak kan??? dan sebagainya. dan pengetahuan ini tidak hanya instan kita peroleh kan?? perlu banyak referensi buku, pengetahuan dan pengetahuan tentangnya.
kalau kita diharapkan sudah berkeluarga, kayaknya memang sangat-sangat ga cocok untukku. Dan kebanyakan malah memilih temannya. Dan kebanyakan pula belum menikah.Terus apa yang harus kita lakukan. SIP!!! nyari tau ke orang yang lebih tau tentang hal ini. Misal ke temen lain yang sudah menikah atau orang yang lebih paham akan hal ini. Hmmm...aku pernah denger, ke murabby atau guru ngaji. Itu juga salah satu cara. tapi,, bukan berarti dia yang milihkan?? emang dia yang mau nikah ?:p. Waktu itu aku juga kaget juga seh, kenapa kalau kita nikah harus lewat murabby juga. Wagh!!! iya pho??? oOo.......gituuu......hehehe......
kalau aku seh memang belum nikah ( sekalian promosi maksudnya :p). jadi ya pasti aku belum pernah merasakan, memahami dan mengerti tentang berkeluarga. Kalau udah mengalami ya namanya sudah nikah :p. Hmm....kalau gitu kita kan bisa jadi penasehat dan berpendapat tentang rencananya untuk menikah. LOH!!! kok dadi pindah profesi :D
sudah menggenggam pengetahuan dan pemahaman kebahagiaan berkeluarga. Jangan pesimis ini bisa kita dapatkan kok. So,,,lagi2 belajar...memang perlu !!!!
kalau kita tidak bisa dijadikan contoh rumah tangga yang baik. Kita bisa dijadikan contoh orang yang baik. ADUH!!! menurutku aku durung iso je....tapi, kan hari-hari adalah pembelajaran. Dalam kamus perjuangan, tak ada kata terlambat untuk jadi lebih baik. Yang ada mungkin terlambat sekali:D. Dan bahkan kita tak menyangka, inget ga seh hadist ke 4? atau QS. Al- Ra'du :11. ALLah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka mengubah apa yang ada dalam dirinya sendiri. So,, masih bisa kriteria ini dipenuhi... belajar lagi!!!!
Adab-adab Islami yang perlu dipertimbangkan untuk melancarkan proses perjodohan. So, pasti setiap orang punya cara-cara tersendiri gimana cara melancarkannya. Yang pasti jangan melenceng dari kesyar'ian dan kebenaran.
waah, sebenernya belum banyak yang aku tau ya....hehehe....
tapi sebenernya ada banyak hal yang perlu dipersiapkan. Ga hanya berhubungan dengan itupun kita mulai dari sekarang memang harus tau, paham tentang hakekat sebuah pernikahan. Bahkan, ada banyak hal dan masukan yang kita butuhkan dan kita siapkan dari sekarang. Persiapan untuk beberapa tahun kedepan mungkin :D. Itu sangat-sangat kita butuhkan. So, pasti ga hanya yang sekarang dipercayakan jd comblang tapi setiap insan diwajibkan untuk mempersiapkan mewujudkan cita-citanya itu...
walaupun jodoh ada ditangannya. kita manusia wajib berusaha dan memohon kepadanya untuk dipertemukan jodoh yang baik, jodoh yang sholeh/sholehah dengan berusaha mensholehkan diri sendiri.
AYO kita sama-sama berjuang temen-temen!!!
good luck!!!

No comments: